Boleh sahaja terjadi bahawa kaum elite itu sebetulnya tidak tahu apa - apa tentang ragam kehidupan massa dan keranana mereka menjadi percaya akan stereotaip - stereotaip yang dipasangkan ke dalam minda separa sedar yang mereka miliki.
Pertama, kedua kelompok itu (elite dan massa) kadang hidup di beberapa dunia yang sepenuhnya terpisah, dan keduanya hanya tahu sangat sedikit tentang sebahagian kecil dari kelompok massa secara dekat (mithalnya para anggota kelompok elite mengenal para pembantu rumah tangga mereka, para pembantu ini jarang dianggap sebagai mewakili majoriti besar kelompok - kelompok miskin yang ada dalam masyarakat).
Buku ini ditulis oleh sosiolog dunia kelas tertindas, yang berasal dari bumi penindas Belanda. Prof. W.F. Wertheim (18 Nov 1907 - 3 Nov 1998) adalah ilmuwan yang cukup disegani bukan sahaja di Indonesia dan Belanda, namun juga di kalangan ilmuwan dunia. Sosok yang pernah menulis Protective State versus Aggressive Market (1997)ini merasa bimbang akan persoalan elite versus massa. Baginya, persoalan tentang elite versus massa merupakan problem - problem utama dalam sosiologi dan ilmu politik. Persoalan ini erat kaitannya dengan anggapan tentang dunia dan pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Dalam Bab I akan dijelaskan bagaimana lapisan elite mempunyai 'False Consciousness' (Kesedaran Palsu) yang merupakan konsep dari teori Karl Marx pada awalnya dan kemudian dikembangkan ketika sosiologi pengetahuan - yang memang mulai tumbuh di Jerman - merupakan ilmu kritis terhadap masyarakat borjuis yang tidak bersifat meminta maaf (apologetic).
Pemikiran borjuis sememangnya mendukung tatanan dominasi yang dilestarikan sehingga status quo antara lapisan sosial juga tetap bertahan.
Kata Nazreen,
‘Buku ni bagus. Wertheim sering
dirujuk Syed Husin Alatas dalam kajian sosiologi dan politik Asia Tenggara.’
Syed Husin Alatas pun
menyebutkan dalam Intelektual Masyarakat Membangun (Intellectuals in Developing Societies, edisi terjemahan) muka surat
7 bahawa, pentadbir – pentadbir Belanda jauh lebih terdidik berbanding
pentadbir British di Malaysia dan sebahagian daripada mereka bersusah payah
untuk menulis dan menganalisis berbagai – bagai masalah pentadbiran.
Antara pentadbir Belanda itu,
adalah W.F. Wertheim.
Beberapa karyanya yang telah dikenal oleh public Indonesia
di antaranya adalah buku klasiknya berjudul Indonesian Society in Transition: A
Study of Social Change (1957); Evolution and Revolution: The Rising Waves of
Emancipation (1974);
Buku ini mengkisahkan tentang
bagaimana pandangan Elite terhadap massa, sama ada berpihak atau menekan.
Wertheim memetik pandangan
Gunnar Myrdal:
‘ketidakmauan untuk belajar tentang kondisi – kondisi kehidupan orang miskin memang sangat umum di kalangan anggota masyarakat Barat yang hidupnya berkecukupan.’
Menariknya lagi, Wertheim
mendiskusikan tentang Mitos IQ.
Tulis Wertheim, ‘salah satu
dari beberapa contoh yang paling mencolok dari sesat – sesat fikir elite adalah
mitos IQ..,’
‘..sebagai alat untuk mengukur
kapasiti individual dalam suatu bentuk yang boleh dikerjakan secara statistic,
test – test IQ ini jelas memenuhi suatu fungsi social: test – test itu
mengadakan perbandingan di antara beberapa individu, perbandingan itu boleh
dijalankan atas dasar suatu basis yang seragam dan distandardkan, sehingga
orang hanya akan menilai orang atas dasar nilai report sekolah, performance
atau ‘impresi’ dan referensinya.
Ulasan
Catat Ulasan